Turun dua kali sebagai starter, gawang Jandia belum dijebol lawan.
Laporan Rizal Pilliang dari Padang
Sektor penjaga gawang yang disebut-sebut sebagai titik terlemah Semen Padang, karena kiper utama Samsidar dinilai tidak punya pelapis yang sepadang, nampaknya kini mulai terpecahkan.
"Kabau Sirah" tak perlu ketar-ketir lagi, seandainya Samsidar cedera atau terkena akumulasi. Hal itu disebabkan semakin menanjaknya permainan kiper kedua, Jandia Eka Putra.
Jandia, kiper asli putra daerah Padang, sejauh ini mampu mengemban tugas dengan baik ketika tampil menggantikan Samsidar. Sejauh ini, Jandia sudah melakoni dua kali laga sebagai starter di bawah mistar gawang Semen Padang di Superliga, yaitu melawan PSM Makassar dan Deltras Sidoarjo. Hasilnya, gawangnya masih perawan.
Sebelumnya dia juga tampil menggantikan Samsidar di babak kedua laga melawan Persiba Balikpapan, juga tanpa kebobolan. Begitupun saat laga amal melawan Arema Indonesia di Padang
beberapa waktu lalu, Jandia tampil cemerlang tanpa kebobolan. Setidaknya empat kali kiper muda 24 tahun ini melakukan penyelamatan luar biasa. Sampai-sampai striker Arema, Noh Alam
Shah, angkat jempol untuknya.
Begitupun saat lawan Deltras, Rabu lalu. Jandia nyaris tampil sempurna. Kendati tak begitu teruji selama pertandingan, tapi setidaknya kehadiran Jandia telah mampu memberi rasa aman bagi rekan-rekannya di barisan belakang. Dia mampu menggagalkan satu tendangan jarak dekat Cristiano Lopes, dan menepis tendangan bebas dari Marcio Souza.
Menanjaknya Jandia, tak terlepas dari gemblengan pelatih kiper Semen Padang, Zulkarnain Zakaria yang bisa mencium potensinya. Itu sebabnya, diawal musim Zul berani memberi garansi kepada manajemen tim untuk tidak merekrut kiper lain sebagai pelapis Samsidar. Dia bersikukuh bisa menggembleng dan menjadikan Jandia sebagai kiper yang pantas melapis kiper utama.
Usaha dan kerja keras Zul kini tak sia-sia, bahkan dia sudah punya rencana merotasi kipernya dalam pertandingan-pertandingan Semen Padang berikutnya.
"kelebihan Jandia, selain postur yang ideal, dia paling bagus dalam antisipasi bola bawah."kata Zul, saat dihubungi GOAL.com Indonesia, Kamis (6/1) siang.
Namun demikian, mantan kiper Semen Padang awal era 2000-an juga menggarisbawahi, bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dari Jandia. Salah satunya soal menjaga konsisitensi dalam
bermain dan penguasaan emosi. Secara teknis, kemampuan Jandia disebutnya sudah sangat baik.
"Kalau dia bisa terus menjaga konsisitensi permainannya, saya tak akan heran kalau dua atau tiga tahun ke depan dia berada di timnas. Karena secara teknis dia layak untuk itu,"kata
Zul, yang juga pernah tercatat sebagai kiper timnas Futsal Indonesia tahun 2002, dan beberapa kali dapat panggilan timnas senior Indonesia semasa jayanya. (gk-33)
"Kabau Sirah" tak perlu ketar-ketir lagi, seandainya Samsidar cedera atau terkena akumulasi. Hal itu disebabkan semakin menanjaknya permainan kiper kedua, Jandia Eka Putra.
Jandia, kiper asli putra daerah Padang, sejauh ini mampu mengemban tugas dengan baik ketika tampil menggantikan Samsidar. Sejauh ini, Jandia sudah melakoni dua kali laga sebagai starter di bawah mistar gawang Semen Padang di Superliga, yaitu melawan PSM Makassar dan Deltras Sidoarjo. Hasilnya, gawangnya masih perawan.
Sebelumnya dia juga tampil menggantikan Samsidar di babak kedua laga melawan Persiba Balikpapan, juga tanpa kebobolan. Begitupun saat laga amal melawan Arema Indonesia di Padang
beberapa waktu lalu, Jandia tampil cemerlang tanpa kebobolan. Setidaknya empat kali kiper muda 24 tahun ini melakukan penyelamatan luar biasa. Sampai-sampai striker Arema, Noh Alam
Shah, angkat jempol untuknya.
Begitupun saat lawan Deltras, Rabu lalu. Jandia nyaris tampil sempurna. Kendati tak begitu teruji selama pertandingan, tapi setidaknya kehadiran Jandia telah mampu memberi rasa aman bagi rekan-rekannya di barisan belakang. Dia mampu menggagalkan satu tendangan jarak dekat Cristiano Lopes, dan menepis tendangan bebas dari Marcio Souza.
Menanjaknya Jandia, tak terlepas dari gemblengan pelatih kiper Semen Padang, Zulkarnain Zakaria yang bisa mencium potensinya. Itu sebabnya, diawal musim Zul berani memberi garansi kepada manajemen tim untuk tidak merekrut kiper lain sebagai pelapis Samsidar. Dia bersikukuh bisa menggembleng dan menjadikan Jandia sebagai kiper yang pantas melapis kiper utama.
Usaha dan kerja keras Zul kini tak sia-sia, bahkan dia sudah punya rencana merotasi kipernya dalam pertandingan-pertandingan Semen Padang berikutnya.
"kelebihan Jandia, selain postur yang ideal, dia paling bagus dalam antisipasi bola bawah."kata Zul, saat dihubungi GOAL.com Indonesia, Kamis (6/1) siang.
Namun demikian, mantan kiper Semen Padang awal era 2000-an juga menggarisbawahi, bahwa masih banyak yang perlu dibenahi dari Jandia. Salah satunya soal menjaga konsisitensi dalam
bermain dan penguasaan emosi. Secara teknis, kemampuan Jandia disebutnya sudah sangat baik.
"Kalau dia bisa terus menjaga konsisitensi permainannya, saya tak akan heran kalau dua atau tiga tahun ke depan dia berada di timnas. Karena secara teknis dia layak untuk itu,"kata
Zul, yang juga pernah tercatat sebagai kiper timnas Futsal Indonesia tahun 2002, dan beberapa kali dapat panggilan timnas senior Indonesia semasa jayanya. (gk-33)
0 komentar:
Posting Komentar